Fakta Dunia Perfilman di Indonesia

Dibuat oleh : Operator (416 hari yang lalu)

Fakta Dunia Perfilman di Indonesia

Tepat pada tanggal 30 Maret 1950 merupakan penetapan tanggal penting yang berlatar belakang pada hari pertama pengambilan gambar film Darah & Doa, yang juga sebagai peringatan hari film Nasional.

Sejak dari awal kehadirannya, film tanah air mengalami berbagai macam pasang surut. Persaingan dengan berbagai industri televisi serta juga bahkan sempat digunakan sebagai alat propaganda politik, yang menjadi penyebab film Indonesia tidak bisa menjadi tuan di negerinya sendiri pada masa-masa tertentu.

Berikut ini merupakan sejumlah fakta tentang perkembangan film di Indonesia yang jarang diketahui.

Bioskop Pertama Muncul pada 5 Desember 1900

Jauh sebelum masa di mana Indonesia merdeka, ternyata bioskop telah muncul pada daerah yang saat itu disebut dengan Batavia. Bioskop tersebut berdiri pada tanggal 5 Desember 1900.

Jangan berfikir bahwa bioskop tersebut merupakan bangunan bagus seperti yang ada pada saat ini. Film yang pada saat itu disebut dengan Gambar Idoep diputar di rumah milik seorang pengusaha Belanda.

Tiga tahun kemudian, baru dibangun sebuah bioskop permanen yang diberikan nama The Royal Bioscope. Dengan berlokasi kan juga masih di rumah pengusaha tersebut.

Loetoeng Kasaroeng, Film Pertama Yang Diproduksi di Indonesia

Film yang berjudul Loetoeng Kasaroeng yang disutradarai dua orang Belanda, yaitu G. Kruger dan L Heuveldorp ini adalah film pertama yang diproduksi di Indonesia. Sebelum itu, film yang diputar di bioskop berupa film dari luar negeri.

Loetoeng Kasaroeng yang rilis perdana pada tanggal 31 Desember 1926. Dengan tokoh utamanya yaitu seekor lutung yang berbasis pada cerita populer di kalangan masyarakat Sunda. Film tersebut dibuat ulang dua kali pada tahun 1952 dan 1983, dan juga merupakan film bisu.

Film Bersuara Pertama Dibuat Tahun 1931

Film bersuara yang pertama kali di Indonesia dibuat pada tahun 1831 dengan judul Boenga Roos dari Tjikembang. Film yang menceritakan mengenai hubungan rumit diantara dua generasi etnis Tionghoa di Hindia Belanda ini disutradarai, diproduksi, serta difilmkan oleh The Teng Chun.

Film ini yang diadaptasikan dari novel dengan judul yang sama dari tahun 1927. Walaupun dengan hasilnya yang kurang menggembirakan, namun Boenga Roos dari Tjikembang menjadi tonggak begitu penting bagi produksi film bersuara pada tahun-tahun setelahnya.

Darah & Doa, Film Lokal Bercirikan Indonesia Yang Pertama

Pengambilan gambar pada hari pertama film Darah & Doa atau Long March of Siliwangi pada tanggal 30 Maret 1950 ditetapkan sebagai Hari Film Nasional. Hal tersebut dikarenakan film yang disutradarai oleh Umar Ismail itu adalah film lokal pertama kali yang bercirikan Indonesia. Umar Ismail juga adalah sutradara pertama yang berdarah asli Indonesia.

Itulah fakta-fakta yang perlu kalian ketahui tentang dunia perfilman di Indonesia yang pastinya jarang ada orang yang mengetahuinya.

Baca juga Keunikan Tari Zapin dari Aceh

Kategori : Umum

PT. Harmoni Kreasi Digital
© 2022 Talenta Muda